Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Muhammadiyah dan Pendidikan: Menatap Masa Depan Berbasis Sejarah dan Realita Kini

Rabu, 15 Oktober 2025 | 13.21 WIB Last Updated 2025-10-15T06:22:20Z

 


Muhammadiyah, sejak awal abad ke-20, menjadikan pendidikan sebagai kunci untuk membangun masyarakat yang lebih baik. KH. Ahmad Dahlan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) pada 1 Desember 1911 di Yogyakarta. Sekolah ini menggabungkan pengajaran agama Islam dengan pelajaran umum dan bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Muhammadiyah berkomitmen mengembangkan pendidikan yang menyeimbangkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, serta menjadi pelopor pendidikan modern Islam di Indonesia yang terus berkembang hingga ribuan lembaga pendidikan.

KH Ahmad Dahlan pernah berkata, "Ilmu adalah pelita hidup, dan agama adalah ruh dari kehidupan itu sendiri." Kutipan ini sangat relevan dalam konteks pendidikan modern Muhammadiyah yang terus mengedepankan integrasi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Pendidikan Muhammadiyah modern bertujuan mencerdaskan intelektual dan membangun karakter yang kuat untuk menghadapi globalisasi dan teknologi.

Distribusi Lembaga Pendidikan Muhammadiyah di Seluruh Indonesia: a.) PAUD/TK: 4.673, b). SD/MI: 2.689, c). SMP/MTs: 1.734, d). SMK/SMA/MA: 1.322, Perguruan tinggi (PTMA):172, Total ±10.590. Dengan lebih dari 10.000 amal usaha pendidikan, Muhammadiyah menjadi penyelenggara pendidikan non-pemerintah terbesar di Indonesia (Majelis Dikdasmen & Dikti PP Muhammadiyah, 2025).

Muhammadiyah Kini: Pendidikan Menjadi Ciri Khas Organisasi. Di tengah perkembangan zaman yang semakin cepat, wajah Muhammadiyah kini sangat tergantung pada wajah dari bidang pendidikan. Kualitas dan inovasi dalam sistem pendidikan Muhammadiyah menunjukkan komitmen organisasi untuk terus memperluas pendidikan sebagai amal usaha utama. Para pemimpin dalam bidang pendidikan Muhammadiyah menekankan pentingnya pengelolaan pendidikan yang menyeluruh dan berkembang, dengan menerapkan prinsip ISMUBA (Islam, Modern, Berkualitas, dan Berkemajuan) sebagai semangat utama untuk menghadapi perubahan zaman. Muhammadiyah menyadari pentingnya transformasi guru dan kepala sekolah untuk keberhasilan pendidikan. Fokusnya bukan hanya materi, tetapi juga metode efektif, karakter baik, dan pengelolaan yang modern.

Tantangan Pendidikan Muhammadiyah di Masa Depan. Menghadapi masa depan, Muhammadiyah menghadapi tantangan yang semakin rumit dalam dunia pendidikan, terutama di tengah masa era digital, revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Fenomena era society 5.0/masyarakat 5.0/masyarakat super pintar adalah konsep masyarakat masa depan yang diusulkan oleh jepang. Masyarakat 5.0 merupakan masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan dunia maya dan ruang fisik. Pemanfaatan teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), big data dan robotika untuk memecahkan tantangan sosial, ekonomi dan lingkungan menjadi hal yang ada di kehidupan bermasyarakat. Digitalisasi pendidikan memberi peluang sekaligus ancaman. Penerapan pembelajaran online, penggunaan media sosial untuk dakwah, serta integrasi teknologi modern sangat penting agar Muhammadiyah bisa beradaptasi dan tetap kompetitif. Namun, ada beberapa hambatan, seperti kurangnya kemampuan digital sebagian dari para pendidik, kebutuhan untuk memperbarui kurikulum agar lebih responsif, serta upaya menjaga nilai-nilai moral generasi muda yang rentan terpengaruh oleh dampak negatif media digital. Selain masalah teknologi, Muhammadiyah juga harus menghadapi tantangan dalam pembelajaran yang tidak hanya mengejar cara lama, tetapi mampu menciptakan inovasi masa depan yang berkelanjutan. Diperlukan strategi manajerial yang fleksibel, kepemimpinan yang memiliki visi jangka panjang, serta kerja sama yang harmonis antar seluruh elemen dalam lembaga pendidikan Muhammadiyah. Dengan begitu, tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa tetap relevan bagi generasi mendatang, dalam konteks dunia yang terus berubah cepat.

Muhammadiyah Masa Depan: Harapan dan Arah Strategis Pendidikan. Pendidikan Muhammadiyah perlu terus melakukan pembaruan dalam kurikulum, menekankan penggabungan nilai-nilai Islam dengan ilmu pengetahuan modern yang bisa disesuaikan, serta meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi teknologi dan kepribadian yang baik. Dengan dasar sejarah dan semangat reformasi, Muhammadiyah siap menjadi pelopor dalam membentuk sumber daya manusia berkualitas dan berkontribusi pada masa depan pendidikan Indonesia. “Jadilah generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli dan berakhlak. Pendidikan adalah tangga menuju perubahan, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk umat dan bangsa.”— Prof. Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah.


Penulis:
Endro Haryadi, S.T., M.Pd./NIM. 20250021008894
Mahasiswa Sekolah Ideologi Muhammadiyah (SIM) #1 PWM DIY