Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Melayani dengan Sepenuh Hati: Kisah Relawan PASKURDA (Pendorong Kursi Roda) Saat Umrah Wajib

Selasa, 27 Mei 2025 | 23.44 WIB Last Updated 2025-05-28T07:54:02Z


MEKKAH, persyarikatanku.com - Dalam pelaksanaan ibadah umrah wajib, para relawan pendorong kursi roda atau yang dikenal sebagai Paskurda (Pasukan Pendorong Kursi Roda), hadir sebagai penggerak semangat dan wujud nyata kepedulian terhadap sesama jamaah. Tugas mereka tidak ringan, tetapi dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kebahagiaan. Berikut adalah penuturan kisah inspiratif dari para relawan yang terlibat dalam pelayanan ini.

“Saat itu saya sebenarnya ingin pergi ke Masjidil Haram bersama teman sekamar. Namun, setelah tahu ada jadwal pendorongan kursi roda untuk umrah wajib, saya memutuskan untuk ikut membantu sebagai relawan. Kegiatan dimulai sekitar pukul 09.00 hingga 12.00 siang. Awalnya saya membayangkan tawaf dan sa’i di lantai dua akan terasa jauh dan melelahkan, tetapi ternyata terasa ringan dan cepat. Melihat para simbah senang, hati ini pun ikut bersemangat. Saya merasa tidak hanya mendorong fisik mereka, tetapi juga semangat mereka.

Pengalaman ini mengajarkan saya banyak hal: tentang keikhlasan, kesabaran, dan indahnya berbagi. Kata pembimbing 'Aisyiyah, mabrurnya haji bukan sekadar karena banyaknya ibadah ke Haramain, tetapi dari kepedulian kita terhadap sesama jamaah. Karena itulah saya semangat menjadi relawan.”

“Alhamdulillah, saya bisa membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan pendampingan. Ada kebahagiaan tersendiri ketika melihat mereka bisa menjalankan ibadah dengan baik. Tidak hanya tenaga yang diberikan, tetapi juga bimbingan dalam melaksanakan ibadah—cara melafalkan doa, menuntun rukun-rukunnya. Semoga Allah memberi kekuatan hingga akhir ibadah haji ini.”

“Bagi saya menjadi relawan tidak terasa berat. Saya sangat bersyukur karena bisa mengumrahkan ayah saya sendiri. Memang tidak dibantu relawan lain karena saya merasa inilah bentuk bakti saya kepada orang tua. Bagi saya, KBIHU Aisyiyah tetap istimewa. Rasa kekeluargaan terasa sampai di sini. Semoga Aisyiyah semakin sukses dan jamaahnya semakin banyak. Aamiin.”

“Puji syukur kepada Allah atas kesehatan dan kekuatan yang diberikan. Saya dapat menyelesaikan tugas mendampingi jamaah berkursi roda tanpa kendala. Tidak terasa capek, karena hati ini ikhlas dan bahagia.”

“Meskipun yang saya dorong adalah ibu saya sendiri, saya hanya sempat mendorong saat sa’i putaran ke-4 hingga ke-7. Selebihnya didorong oleh relawan lain, seperti Pak Ahmadi. Terima kasih atas bantuannya.”

“Meskipun lantai 2 tampak lebih jauh, tapi saat mendorong dua kali putaran tawaf dan lanjut sa’i, tetap terasa ringan. Waktu tawaf wajib di pelataran Ka'bah, kaki kiri saya sempat terasa sakit, tapi ketika mendorong jamaah yang bahkan belum saya kenal, kaki ini justru terasa ringan. Saya terus istighfar dan berdoa agar Allah memberikan kemudahan. Menjelang adzan dzuhur, keluar dari Masjidil Haram dan menikmati udara luar. MasyaAllah, tak terasa panas ataupun gerah. Keyakinan bahwa Allah akan menolong benar-benar terasa nyata.”

“Mendampingi jamaah kursi roda selama tawaf dan sa’i terasa sangat dimudahkan. Semua proses berjalan lancar, alhamdulillah.”

“Menjadi relawan pendorong kursi roda sangat menyenangkan. Tidak berat karena dilakukan secara bergantian. Relawan cukup banyak sehingga bisa saling bantu. Selain itu, umrah wajib bagi jamaah berkursi roda dilakukan di lantai satu, bukan di lantai dasar, sehingga terasa lebih lega. Relawan juga tidak lagi dalam keadaan ihram karena sudah melaksanakan umrah lebih dulu, jadi lebih leluasa bergerak.”

“Saya hanya sempat mendorong sebentar karena lebih banyak didorong oleh Pak Ahmadi. Saat sa’i putaran ke-4 hingga ke-7, dilanjutkan oleh putrinya, Mbak Dalmini. Terima kasih banyak atas bantuannya.”

_______________

Terima kasih kepada seluruh relawan, terutama bagi yang bukan suami, istri, atau anak dari jamaah berkursi roda. Kalian luar biasa. Kebaikan kalian telah menghindarkan para jamaah dari keharusan menyewa skuter listrik, mobil golf, atau pendorong mukimin berbayar.

Semoga bapak dan ibu pengguna kursi roda tetap dapat melaksanakan ibadah umrah wajib dengan penuh kekhusyukan, meskipun tidak bisa bersama rombongan jamaah lain. Tidak perlu menghitung atau membayar jasa para relawan, karena semua dilakukan dengan penuh keikhlasan. Balasan dari Allah jauh lebih besar dari sekadar uang Riyal. InsyaAllah.

Tapi... kalau sekadar traktir bakso di lantai bawah, bolehlah 😄

Daftar lengkap relawan dan pengguna kursi roda dapat dilihat di: “Berkat Pelayanan Sepenuh Hati, Jemaah Kursi Roda KBIHU 'Aisyiyah Kulon Progo Lancar Tunaikan Tawaf dan Sa'i” 



(Artikel ini merupakan publikasi ulang dari tulisan berjudul "RELAWAN PASKURDA" yang diterbitkan oleh KBIHU 'Aisyiyah Kulon Progo)