Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

MLH PP Muhammadiyah Tanam 1.000 Mangrove di Kulon Progo untuk Cegah Abrasi Pantai

Selasa, 30 April 2024 | 20.15 WIB Last Updated 2024-05-10T07:18:58Z


TEMON - Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat (MLH PP) Muhammadiyah telah menanam 1.000 mangrove di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebagai langkah pencegahan abrasi di sepanjang pantai selatan Jawa.

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, 30 April 2024 Ketua MLH PP Muhammadiyah, Azrul Tanjung, menjelaskan bahwa penanaman mangrove tersebut merupakan bagian dari program Eco-Village yang bertujuan merespons perubahan iklim akibat naiknya permukaan air laut. Program ini melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH) mangrove Pasir Kadilangu, Jangkaran, Temon, Kulon Progo.

"Kami berharap KTH Kadilangu ini menjadi pilot project untuk kami tanam sampai selesai. Sisa 50.000 pohon akan kami tanam, karena harapan kami di sepanjang pantai selatan Jawa dapat menanam satu juta mangrove," ujar Azrul seperti yang dilansir dari Antara.

Penanaman 1.000 mangrove dilakukan di lahan seluas 25 hektare di Temon, Kulon Progo, DIY. MLH berencana untuk terus melakukan penanaman mangrove baik di KTH mangrove Kadilangu sebanyak 50.000 pohon maupun di sepanjang selatan Pulau Jawa.

"Harapannya ke depan program tersebut bisa menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekaligus diiringi dengan pemberdayaan terhadap masyarakat dan pengembangan eko-wisata," katanya.

Azrul menambahkan bahwa pemberdayaan KTH mangrove tidak hanya berdampak pada pelestarian lingkungan, tetapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat di DIY.

"Khusus untuk KTH ini kan lokasinya dekat ke Bandara DIY, sehingga kalau dikembangkan dengan infrastruktur wisata yang ada, ini bisa menjadi tempat kegiatan-kegiatan Muhammadiyah se-Indonesia di DIY, sekaligus memberikan pemasukan kepada masyarakat," tuturnya.

Penanaman 1.000 pohon mangrove tersebut merupakan hasil kerja sama antara MLH PP Muhammadiyah, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo.