Kulon Progo – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kulon Progo terus memperkuat gerakan perkaderan melalui penyelenggaraan Pelatihan Instruktur dengan metode learning by doing. Kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta yang berasal dari unsur cabang, ortom daerah, dan Majelis Pendidikan Kader (MPK).
Dalam pemahaman Muhammadiyah, proses kaderisasi digambarkan dalam bentuk piramida kader. Pada bagian paling bawah terdapat simpatisan yang jumlahnya banyak, sementara pada bagian paling atas terdapat kader inti yang jumlahnya sedikit, namun menjadi pilar utama gerakan. Untuk memperbanyak kader inti, Muhammadiyah menempuh strategi dengan memperbanyak pelatihan perkaderan, salah satunya melalui Baitul Arqam (BA).
Selama kegiatan, para peserta mendapatkan pembekalan materi yang beragam, antara lain:
Manajemen Baitul Arqam, Kajian ayat, Outbound, Administrasi pelatihan, Manajemen kelas, Strategi perkaderan, Simulasi keinstrukturan, Salat lail, Bedah SPM, Arah gerak perkaderan, Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL), dan Tiga Agenda Besar Perkaderan.
Dalam sambutan pengantar, H. Alip Mulyono menyampaikan bahwa perkaderan di Kulon Progo difokuskan pada tiga agenda besar, yaitu Baitul Arqam, penguatan ideologi, dan program lanjutan perkaderan.
Sementara itu, Drs. H. Sudarminto dalam closing statement memberikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan ini sekaligus menyampaikan penghargaan kepada Kunsiroh MPK SDI PWM yang melakukan kunjungan ke PDM Kulon Progo. Kegiatan semakin semarak dengan kehadiran enam orang perwakilan dari PWM.
Dengan pelatihan instruktur ini, diharapkan lahir kader-kader instruktur baru yang siap menjadi motor penggerak perkaderan Muhammadiyah di Kulon Progo dan sekitarnya. (Alip Mulyono)